Agen Perubahan SMK Musaga Gelar Roots Day Deklarasikan Komitmen Anti Perundungan

WartaMusaga, Purbalingga – Roots Day merupakan hari unjuk informasi dan kreasi tentang pencegahan perundungan di sekolah yang dipelopori oleh Siswa Agen Perubahan dan melibatkan semua elemen warga sekolah. SMK Muhammadiyah 1 Purbalingga (SMK Musaga) sebagai SMK Pusat Keunggulan dituntut untuk dapat menjadi agen perubahan, salah satunya dengan menyelenggarakan Roots Day yang bertujuan untuk menularkan perilaku positif kepada seluruh warga sekolah dengan mengampanyekan pesan anti perundungan dan mengajak seluruh siswa sekolah untuk melakukan deklarasi dan komitmen anti perundungan di sekolah.

Untuk mencegah perundungan, Roots Day di SMK Muhammadiyah 1 Purbalingga digelar pada hari Kamis (18/11/2021) di aula SMK Muhammadiyah 1 Purbalingga yang dilakukan secara luring (tatap muka terbatas) dengan menerapkan protokol kesehatan. Mengingat masih dalam masa pandemi, kegiatan juga dilakukan secara daring/virtual melalui Live YouTube bagi guru dan siswa yang saat itu terjadwal untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Sebelum Roots Day dilaksanakan, Fasilitator Guru telah memberikan panduan kepada Siswa Agen Perubahan untuk mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan tersebut dan melakukan diskusi untuk menentukan waktu, agenda dan desain acara/format pelaksanaannya termasuk menentukan peran setiap Agen Perubahan selama acara berlangsung. Kegiatan Roots Day dibuka dengan penampilan menarik dari Musangga Band dilanjutkan dengan pembukaan, pembacaan ayat suci Al Qur'an, sambutan-sambutan, karya puisi persembahan dari Siswa Agen Perubahan, dan diakhiri dengan acara inti yaitu  Pembacaan Deklarasi dan Penandatanganan Stop Bullying (Anti Perundungan).

Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Kepala SMK Muhammadiyah 1 Purbalingga beserta staf/jajarannya, Siswa Agen Perubahan, Tim Anti  Perundungan, utusan/perwakilan dari setiap ekstrakurikuler, semua guru Bimbingan Konseling, dan beberapa guru mata pelajaran.  WKS. Bidang Kesiswaan Rasno, S.Pd selaku ketua Agen Perubahan SMK Muhammadiyah 1 Purbalingga dalam sambutannya sangat mengapresiasi adanya pembentukan Tim Anti Bullying di sekolah yang dipelopori oleh Siswa Agen Perubahan yang seluruhnya berjumlah 30 siswa. “Harapan saya dengan adanya Roots Day, melalui Siswa Agen Perubahan akan melahirkan Tim Anti Perundungan di sekolah yang solid  dan bisa menyebarkan perilaku positif kepada 1142 siswa lainnya" ungkapnya. Ketua Agen Perubahan juga sangat mengharapkan adanya kontinuitas (kesinambungan), bukan hanya sekedar gebrakan awal saja. Oleh karena itu support dari semua elemen agar berperan aktif sehingga  tercipta lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan terbebas dari segala bentuk perundungan. “Semua kita niatkan untuk beribadah, apalagi program anti perundungan juga sejalan dengan ajaran Islam (QS. Al Hujurot : 10 – 11). Kepala SMK Muhammadiyah 1 Purbalingga, Suharti, S.Ag.MM. juga berpesan kepada seluruh warga sekolah untuk menjadi ummat yang terbaik sesuai ajaran Islam (QS. Ali Imron 110). “Sebagai SMK Pusat Keunggulan harus dapat menjadi Agen Perubahan, jadilah yang terbaik diantara yang baik menuju SMK yang Baldatun Thoyyibatun wa Robbun Ghofuur” jelasnya kepada biro publikasi di ruang kerjanya.

Kegiatan Roots Day sebenarnya merupakan bagian dari Program “Roots Indonesia” yang dikembangkan oleh UNICEF Indonesia dan Kemendikbudristek untuk pencegahan perundungan berbasis sekolah dengan melibatkan siswa sebagai agen perubahan untuk membantu menciptakan iklim yang positif di sekolah.  Program ini hanya menargetkan siswa tertentu sebagai agen perubahan untuk menyebarkan pesan anti perundungan dengan cara-cara yang datang dari diri mereka sendiri, memberikan inspirasi dan membuat perubahan positif, dan menyebarkan perilaku positif kepada siswa lainnya untuk menciptakan iklim positif di sekolah. SMK Muhammadiyah 1 Purbalingga berkomitmen dalam menghapus perundungan di lingkungan pendidikan. Tim Anti Perundungan sangat mengharapkan kepada semua warga sekolah dan peran serta masyarakat untuk melaporkan jika mengalami atau menyaksikan perundungan di sekolah kepada pihak sekolah atau kepada pihak lain yang berwenang. Melalui gerakan anti perundungan ini diharapkan dapat melahirkan ribuan agen perubahan yang siap menyebarkan virus kebaikan untuk menghentikan segala bentuk kekerasan pada anak di sekolah maupun di luar sekolah. (*)